Kamis, 10 November 2011

PENDAHULUAN

          Bismillahirahmannirrohim, dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa dan salam atas junjunan Nabi Besar Muhammad SAW, bahwasannya atas kehendak-NYA kami sudah sedang melaksanakan pengembangan ternak sapi potong dengan pola kemitraan antara APTESI Indonesia  Pusat dengan APTESI Daerah Nganjuk juga peran serta masyarakat.
      
            Pasar global sangat berpengaruh terhadap perekonomian daerah, persaingan ekonomi yang ketat mengakibatkan urbanisasi       besar-besaran untuk memenuhi kebutauhan ekonomi secara instan yang berakibat terjadinya kekosongan sumber daya manusia yang berpotensi.

            Konsekwensi logis untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dan sumber daya di daerah pada khususnya untuk masa yang akan datang, kami sebagai putra daerah yang di kemas APTESIKABUPATEN NGANJUK ikut serta berperan aktif dalam program Pemerintah dalam “Pemberantasan Kemiskinan” dalam tema “Peningkatan Ekonomi Kerakyatan di Era Pasar dan Pemanasan Global”.

            Konsep kemitraan ini, sebagai alternaftif bisnis investasi jangka pendek untuk semua kalangan yang sangat memungkinkan untuk peningkatan ekonomi berkelanjutan dan pemulihan ekonomi.

APTESI DAERAH NGANJUK dan masyarakat anggota kelompok tani APTESI pada awalnya hanya akan mengembangkan sekitar 60 kelompok ternak dengan sistem bagi hasil yang saling menguntungkan dengan management sederhana dan berjalan sesuai dengan proggres yang diharapkan.

Namun begitu melihat prospek dan respon konsumen juga respon anggota kelompok tani APTESI yang semakin meluas, Kami management APTESI KABUPATEN NGANJUK telah berkoordinasi dengan APTESI INDONESIA PUSAT, dan siap untuk melebarkan sayap demi peningkatan ekonomi kerakyatan di seluruh wilayah Indonesia.
            Usaha peternakan sapi potong tersebar di beberapa daerah di Indonesia dan sebagian besar masih dikelola secara konvensional, karena lebih merupakan usaha sampingan. Hal ini terjadi karena jika dikelola secara besar dengan teknologi modern akan membutuhkan investasi yang besar dan ini yang menjadi kendala utama bagi para petani ternak sapi, meskipun demikian dengan pola konvensional bukan berarti tidak dapat mendongkrak keuntungan yang lebih baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sapi merupakan golongan hewan RUMINANSIA, untuk mempercepat pertambahan bobot sapi tidaklah cukup hanya mengandalkan pakan hijauan saja tapi harus dikombinasikan dengan pakan konsentrat juga nutrisi lainnya.

              Disisi lain kebutuhan akan daging sapi masih jauh dari cukup jika hanya mengandalkan dari sapi local, terbukti 350.000 ekor atau setara 30.000 ton daging sapi import dari Australia masuk ke Indonesia, untuk menutup kekurangan kebutuhan daging sapi nasional.

             Untuk itu guna memenuhi daging sapi di dalam negeri perlu dilakukan proses percepatan dalam gerakan budi daya sapi khususnya sapi potong. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah Penggemukan Sapi potong dengan tetap melibatkan masyarakat Petani Sapi sehingga membawa dampak ekonomi kerakyatan yang pada akhirnya bisa menumbuhkan pendapatan perkapita masyarakat itu sendiri. Meskipun demikian pengelolaannya tetap harus dalam konteks Manajemen yang professional, karena itu APTESI DAERAH NGANJUK dan APTESI INDONESIA PUSAT menyodorkan sebuah konsep kemitraan dengan para petani ternak sapi dengan srategi teknis mengedepankan pemberian pola pakan yang baik dan benar, ditunjang kandang yang layak dan didampingi manajemen pengelolaan serta dukungan modal yang kuat, dengan hasil akhir adalah Daging Sapi Sehat Murah dan Petani ternak-nya Sejahtera.

              Konsep dasar APTESI INDONESIA seperti tersebut di atas dimaksudkan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam pemeliharaan sapi potong ini, baik dari sisi Kuantitas, Kwalitas dan Kesehatan Sapi serta Kesejahteraan bagi para Petani.

0 komentar:

Posting Komentar